Could I Stop these Rightnow?
“Saat semua
ini harus aku akhiri, meski berat, hidup ini pilihan, dan aku pun harus
memilih, begitupun kau”
Entah untuk kesekian
kalinya hati ini rasanya terobek-robek, lebih tepatnya “dia” yang telah merobek-robek
hatiku.
AKU memang yang
kedua, namun apakah harus selalu aku yang merasa
Terpojokkan?
Terasingkan?
Adakah sedikit saja
rasa ibamu, empatimu,
untuk sekali saja
Memprioritaskan aku
dibanding kekasihmu?
Mendahulukan aku
dibanding kekasihmu?
Mementingkan perasaanku
dibanding kekasihmu?
Gunakanlah hati terdalammu untuk menjawab itu semua.
Kemana kalimat yang
sering kali kau ucapkan padaku
“Aku takut menyakitimu”
“Jika Kamu sakit,
begitupun aku”
Semua
itu nampaknya sekarang hanya butiran kata-kata sampah yang seharusnya tidak
pernah aku dengarkan dari mulut pahitmu yang sengaja kau lumuri madu agar terasa
manis, namun semua itu PALSU.
Hingga
saat ini masih saja kan kau pasang foto mesra dengan kekasihmu itu, tanpa kau
pernah merasa dan mengerti bagaimana perasaanku tiap kali chatting denganmu melihat diujung kanan atas itu terpampang foto
kalian berdua.
Apa kamu itu buta?
Mati rasa?
Pura-pura bodoh? Atau memang kamu
bodoh?
Dimana hati kamu yang
tempo hari kamu bilang sakit bila aku sakit, MANA???
Itu Cuma
bullshit belaka, kamu nggak pernah benar-benar ngerasa sakit ketika hati ini
menjerit kesakitan kan?, ketika kepala ini rasanya mau meledak karena
mimikirkanmu, kamu tidak pernah tau itu kan? Karena hati kamu memang bukan
untukkku, sedikit pun rasa untuk perduli perasaanku pun rasanya tidak ada.
Selama
ini aku diam, bukan berarti aku baik-baik saja.
Salah bila kamu beranggapan aku baik-baik saja dan tidak pernah lagi
mempermasalahkan soal foto mesra kamu dengan kekasihmu. Aku hanya ingin tau, seberapa peka kah kamu
terhadap aku, dan seberapa sakitkah kamu yang katanya merasakan juga
kesakitanku.
Sekarang
yang hanya ingin aku ucapkan hanya
“Could I stop this rightnow?”
Toh aku tidak diperlukan dalam hidupmu,
bahkan berharga pun sepertinya tidak.
Tidak ada artinya sedikit pun untuk kamu
dan hidupmu. Mungkin sosok kekasihmu
saja yang selalu kamu butuhkan dan selalu ada untukmu, membantumu baik
perhatian, moril atau bahkan materi sekalipun.
Aku
sudahi sampai disini, terima kasih untuk semua kasih sayangmu selama empat
tahun berjalan ini, rasanya perjalanan cinta yang sangat panjang. Terima kasih untuk semua pelajaran hidup yang
sangat berarti, semua kejadian yang pernah kita alami, aku jadikan semua sebagai
pelajaran dan pengalaman indahku (meski sebenarnya terkadang menyakitkan).
Terima
kasih telah menemaniku disaat aku kesepian
Menguatkanku
ketika aku rapuh
Membangunkanku
ketika aku terjatuh
Menghapus
setiap air mataku ketika aku menangis
Memukulku
ketika aku salah
Memarahiku
ketika aku susah diatur
Memelukku
ketika aku resah
Membantuku
ketika aku susah
Menjadi
pegangan ketika aku goyah
Semua terasa indah sayang
Apa
kamu ingat kita pernah menghabiskan satu nasi bungkus berdua? Kamu menyuapiku
dengan tanganmu, menggendongku dari lantai tiga?
Semua
mungkin hanya jadi cerita sekarang, mungkin ceritamu dengan kekasihmu lebih
indah dari pada cerita kita.
I’ll
miss that moment J
just follow your heart dear, continue your live, keep your heart, keep your
beloved girl friend, don’t be lie.
Forgive me, Love you so much dear :*